Betulkah Ada PNS Yang Misterius, Gajinya Dibayar, Orangnya Tidak Ada?

Sebagaimana dilansir detikcom, Kepala BKN Bima Haria Wibisana menyebutkan ada 97.000 data PNS misterius, yang dibayarkan gajinya dan iuran pensiun, tapi tidak ada orangnya.

Pernyataan Kepala BKN ini viral di media sosial. Sejumlah warganet mempertanyakan penyebab timbulnya data PNS palsu, berapa kerugian negara, dan lain-lain.

Data PNS misterius yang disampaikan oleh Kepala BKN merupakan hasil pelaksanaan PUPNS tahun 2015. Adapun dasar hukum pelaksanaannya berdasarkan Peraturan Kepala BKN Nomor 19 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil Secara Elektronik Tahun 2015, di mana proses registrasi, pengisian data serta verifikasi e-PUPNS 2015 dilaksanakan mulai awal September 2015 sampai dengan akhir Desember 2015.

Sebelum pelaksanaan PUPNS 2015, dari hasil eskpor database PNS dari aplikasi SAPK BKN, menunjukkan hasil yang tidak akurat dan up to date. Hal ini terlihat dari jumlah PNS yang berasal dari aplikasi SAPK BKN tidak sesuai dengan jumlah PNS yang tercantum dalam daftar gaji yang diterbitkan oleh OPD dan/atau unit organisasi yang membidangi keuangan.

Jumlah PNS yang tidak akurat tersebut, disebabkan karena beberapa hal, diantaranya karena dinyatakan berhenti atas permintaan sendiri atau pensiun karena mencapai BUP sementara dalam database aplikasi SAPK BKN pada tahun 2015, PNS tersebut masih aktif. Hal ini disebabkan karena penetapan SK pensiun oleh BKN belum menggunakan SAPK.

Contoh lain:

  1. Pada tahun 2012, seorang PNS mengajukan permohonan berhenti atas permintaan sendiri, di mana SK Pemberhentian Dengan Hormat Sebagai PNS ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian dan tembusannya disampaikan kepada BKN. Setelah menerima SK Pemberhentian, PNS tersebut dikeluarkan dari daftar pembayaran gaji, sementara pada saat dilakukan pengecekan data pada tahun 2015 melalui aplikasi SAPK BKN, status PNS tersebut masih aktif.
  2. Seorang PNS, memiliki pangkat Pembina golongan ruang IV/a TMT 1 April 2006, sementara dalam aplikasi SAPK BKN, data PNS tersebut masih dalam pangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d TMT 1 Oktober 2001.

Mengutip Kompascom, mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo termasuk salah satu pensiunan yang datanya masih tercatat dalam aplikasi SAPK BKN.

Sampai akhir Desember 2015, masih banyak PNS yang belum melakukan registrasi dan pengisian data PUPNS karena berbagai alasan seperti terkendala jaringan internet atau belum mendapat informasi pelaksanaan PUPNS.

Oleh karena itu, munculnya PNS yang dianggap “misterius” hemat kami disebabkan karena tidak akuratnya database PNS yang berasal dari aplikasi SAPK BKN. Dengan demikian, pembayaran gaji yg dianggap ‘mengalir’ kepada PNS ‘misterius’ jelas tidak memiliki keterkaitan.

Artinya jika di dalam daftar pembayaran gaji saja tidak tercantum, bagaimana mungkin PNS ‘misterius’ ini menerima pembayaran gaji. Ketika pelaksanaan PUPNS tahun 2015, jumlah PNS yang akurat adalah sebagaimana tercantum dalam daftar gaji yang diterbitkan oleh OPD dan/atau unit organisasi yang membidangi keuangan.

1 thoughts on “Betulkah Ada PNS Yang Misterius, Gajinya Dibayar, Orangnya Tidak Ada?

  1. Bagi masyarakat awam mendengar berita seperti ini mungkin akan menanggapinya dengan bermacam komentar yang menurut mereka dapat dijadikan ungkapan heran kecewa ataupun buruknya, namun bagi yang sudah paham dengan perubahan sistem pendataan dari laporan manual ke sistem aplikasi yang banyak mengalami kendala dan sistem berbatas waktu ini bukanlah sebuah hal yang buruk namun perlu diperbaiki sesuai data yang tertera dalam daptar penerima gaji . Jadi bagi lembaga yang menggelala pendataan kami sangat memahami dan harapan kami dapatlah melakukan pemutahiran data secara berkala dengan sistem yang terbaik karena menyangkut dana yang sangat sensitif buat masyarakat pahami. Tetap bekerja dengan semangat dan selalu Istikomah dan amanah dalam tugas. Amiin, Terimakasih. Semoga kita semua dalam lindungan dan dijalan Allah 🙏

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.